Pembekalan Tim Pelaksana Dalam Penyiapan Pemberian Makanan Tambahan Berbasis Pangan Lokal
Puskesmas Wirang melakukan kegiatan Intervensi gizi melalui Pemberian Makanan Tambahan (PMT) merupakan strategi penting dalam menurunkan prevalensi Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil dan gizi buruk pada balita, terutama di masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Dengan mengoptimalkan potensi pangan lokal, program ini tidak hanya meningkatkan kualitas gizi, tetapi juga memberdayakan masyarakat.
Manfaat bagi Tim Pelaksana
Peningkatan kapabilitas teknis – Kader dilengkapi pengetahuan gizi, teknik masak higienis, dan cara pengolahan bahan lokal.
Pemberdayaan masyarakat – Menggunakan bahan di lingkungan setempat untuk mendorong kemandirian dan kontribusi UMKM lokal.
Efektivitas program – Menjaminnya keberlanjutan PMT karena mudah diproduksi dan sesuai budaya setempat.
Kesinambungan intervensi – Peran kader sebagai penggerak lokal memperkuat pendampingan dan monitoring sejauh waktu.
Rekomendasi Pelaksanaan
Standarisasi Materi & Pelatihan
Gunakan pedoman: materi gizi, tayangan demontrasi memasak, simulasi, dan lembar monitoring.Pelibatan Pemda & Tokoh Lokal
Seperti di Gorontalo, dukungan dari kepala daerah memperkuat komitmen dan alokasi sumber daya.Kolaborasi Multi-pihak
Libatkan PKK, bidan, UMKM, bahkan catering lokal? Seperti yang terlihat di Desa Bangunharjo, kader & mitra boga saling bersinergiSistem Monitoring & Evaluasi
Catat peningkatan status gizi, umpan balik ibu dan balita, frekuensi distribusi.Skalabilitas dan Replikasi
Terapkan sistem serupa di wilayah lain; mulai dari pilot di satu desa dan roll‑out sesuai evaluasi.
Rangkaian kegiatan pembekalan tim pelaksana di berbagai daerah sepanjang 2025 membuktikan bahwa PMT berbasis pangan lokal efektif dalam intervensi gizi dan mendukung pemberdayaan. Dengan teknik pengolahan yang tepat, komoditas lokal seperti ubi, jagung, atau tempe jadi menu bergizi yang terjangkau dan lestari.
Diharapkan Puskesmas, kader posyandu, dan pemda lainnya mengikuti jejak ini: memulai pelatihan, praktik, dan monitoring yang kuat agar intervensi gizi berjalan optimal dan berdampak nyata dalam penurunan KEK, stunting, dan masalah gizi di masyarakat.