PKM WIRANG PEDULI BUMIL DAN BUFAS “Program Kesehatan Mental Wujudkan Ibu Rentan Aman Nyaman Gembira – Peduli Bumil dan Bufas dari Risiko Gangguan Jiwa” Oleh Noor Jannah,S.Si.T,Bdn
PERMASALAHAN Kesehatan mental ibu hamil dan ibu nifas masih menjadi isu yang sering terabaikan di tingkat pelayanan primer, termasuk di wilayah kerja Puskesmas Wirang. Meskipun perubahan hormonal, fisik, dan psikologis selama masa kehamilan dan nifas merupakan hal yang wajar, namun kondisi ini juga menjadikan ibu sangat rentan mengalami gangguan kesehatan jiwa, mulai dari kecemasan, stress berlebihan, depresi, hingga gangguan jiwa berat. Sayangnya, kesadaran ibu untuk menyampaikan keluhan psikologis masih sangat rendah, karena berbagai faktor seperti stigma, ketakutan dianggap”lemah”, atau anggapan bahwa gangguan jiwa bukan bagian dari prioritas kesehatan. Di sisi lain, tenaga Kesehatan di puskesmas belum semuanya memiliki kapasitas atau sarana yang memadai untuk melakukan skrining jiwa secara menyeluruh dan konseling dasar bagi ibu hamil dan nifas. Skrining Kesehatan jiwa belum menjadi bagian rutin dalam pelayanan ANC (Antenatal Care) dan PNC (Postnatal Care). Selain itu, di Puskesmas Wirang belum ada program terpadu yang secara sistematis memantau dan mendampingi ibu hanil dan nifas secara psikologis membuat penanganan gangguan jiwa pada ibu masih bersifat pasif dan kasus baru ditangani setelah terjadi keluhan berat. Jika situasi ini terus di biarkan, maka akan berdampak tidak hanya pada Kesehatan ibu, tetapi juga pada perkembangan anak, kualitas pengasuhan, serta ketahanan keluarga secara keseluruhan. Oleh karena itu, di butuhkan inovasi pelayanan Kesehatan jiwa yang responsive, humanis, dan terintegrasi dalam layanan maternal. Program PKM WIRANG PEDULI BUMIL DAN BUFAS hadir sebagai upaya menjawab tantangan tersebut melalui edukasi, skrining dini, dan pendampingan emosional ibu hamil dan nifas, agar mereka merasa aman, nyaman, dan gembira menjalani masa kehamilan hingga pasca persalinan. ISU STRATEGIS Global Kesehatan mental ibu hamil dan nifas merupakan bagian penting dari kesehatan ibu secara keseluruhan. WHO menyoroti depresi perinatal sebagai salah satu gangguan mental tersering yang berdampak pada ibu dan perkembangan anak. Secara global, 10–20% ibu mengalami gangguan mental selama kehamilan atau setelah melahirkan, dengan angka lebih tinggi di negara berkembang yang memiliki akses layanan kesehatan jiwa terbatas. Namun, kesehatan mental belum terintegrasi optimal dalam layanan primer seperti Puskesmas dan Posyandu. Padahal, dampak gangguan mental perinatal sangat luas, mulai dari gangguan tumbuh kembang anak, beban ekonomi keluarga, hingga penurunan kualitas hidup ibu. Upaya ini sejalan dengan SDG 3, yang menargetkan pengurangan angka kematian ibu dan peningkatan kesejahteraan, termasuk kesehatan mental. Sayangnya, stigma dan ketimpangan gender masih menjadi hambatan, karena ibu kerap enggan mencari bantuan akibat tekanan sosial dan beban peran domestik yang tidak seimbang. Nasional Di Indonesia, gangguan mental pada ibu hamil dan nifas semakin meningkat, terutama gejala depresi dan kecemasan yang sering tidak terdiagnosis, bahkan dapat berujung fatal. Namun, layanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih berfokus pada aspek fisik, sementara aspek psikologis sering terabaikan. Banyak Puskesmas belum memiliki tenaga terlatih untuk deteksi dan penanganan dini masalah kejiwaan. Literasi kesehatan mental yang rendah serta stigma sosial membuat ibu enggan mengungkapkan stres atau depresi. Padahal, kesehatan mental ibu sangat penting untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi yang menjadi target RPJMN 2020–2024. Melalui transformasi sistem kesehatan, Kemenkes RI mendorong layanan promotif dan preventif, termasuk integrasi layanan kesehatan jiwa di Puskesmas. Hal ini didukung oleh berbagai regulasi nasional, meski implementasinya masih belum merata dan perlu penguatan SDM serta pendekatan berbasis budaya lokal. Lokal Di tingkat lokal, ibu hamil dan nifas rentan mengalami tekanan psikologis akibat faktor sosial ekonomi seperti kemiskinan, pengangguran, KDRT, dan minimnya dukungan keluarga. Namun, kondisi ini sering tidak terdeteksi karena terbatasnya skrining psikologis di Puskesmas atau Posyandu. Keterbatasan tenaga kesehatan jiwa seperti psikolog, perawat jiwa, dan konselor juga menjadi kendala. Pelatihan deteksi dini gangguan mental belum menjangkau seluruh bidan dan kader. Di sisi lain, stigma budaya membuat banyak ibu enggan mencari bantuan karena dianggap tabu atau memalukan. Kader dan Posyandu belum dilibatkan secara optimal dalam dukungan emosional, sementara anggaran dan fasilitas untuk layanan kesehatan jiwa ibu masih sangat terbatas. Oleh karena itu, pendekatan berbasis budaya lokal sangat dibutuhkan, misalnya melalui kegiatan komunitas seperti kelas ibu, pengajian, atau forum dasa wisma sebagai media promosi kesehatan mental yang lebih diterima masyarakat. METODE PEMBAHARUAN Saat ini, di Puskesmas Wirang belum tersedia layanan skrining Kesehatan jiwa secara rutin dan sistematis bagi ibu hamil dan ibu nifas. Padahal, periode kehamilan hingga pasca perslainan merupakan fase kritis yang rentan terhadap gangguan Kesehatan mental, seperti kecemasan, depresi, hingga psikois. Minimnya perhatian terhadap aspel psikologis ibu menyebebkan banyak kasus tidak terdeteksi sejak dini dan berisiko memburuk, mengancam kesejahteraan ibu, bayi dan keluarga secara keseluruhan. Kondisi ini menunjukkan perlunya inovasi pelayanan kesehatan jiwa yang responsive, humanis, dan terintegrasi ke dalam layanan meternal yang selama ini lebih fokus pada aspek fisik. Diperlukan pendekatan yang tidak hanya mengobati, tetapi juga mencegah, mendampingi dan membudayakan ibu dalam menjalani masa kehamilan dan nifas dengan aman, nyaman, dan gembira. Menjawab tantangan tersebut, PKM WIRANG PEDULI BUMIL DAN BUFAS hadir sebagai bentuk komitmen untuk menghadirkan solusi yang menyeluruh dan berkelanjutan. Program ini dirancang mengintegrasikan deteksi dini gangguan jiwa ke dalam layanan kehamilan dan nifas., sekaligus memberikan edukasi, dukungan psikososial, dan pemberdayaan keluarga dalam menciptakan lingkungan yang sehat secara mental bagi ibu. KEUNGGULAN DAN KEBAHARUAN Program PKM WIRANG PEDULI BUMIL DAN NIFAS memiliki sejumlah ke unggulan yang menjadikannya sebagai inovasi unggulan dalam layanan kesehatan jiwa ibu hamil dan ibu nifas, khususnya di wilayah kerja Puskesmas Wirang Keunggulan Program: 1. Fokus pada Kesehatan Mental Ibu dalam Layanan Maternal Program ini secara khusus menargetkan ibu hamil dan ibu nifas sebagai kelompok yang rentan terhadap gangguan Kesehatan jiwa. Selama ini, focus pelayanan maternal lebih menitikberatkan pada aspek fisik, sehingga aspek psikologis ibu kerap terabaikan. Dengan hadirnya program ini, Kesehatan mental menjadi bagian intergral dari pelayanan Kesehatan ibu secara meneyeluruh 2. Pelayanan Responsif dan Humanis Pendekatan yang digunakan bersifat empatik, tidak menghakimi, dan berbasis relasi emosional. Ibu diberikan ruang aman untuk menyampaikan keluh kesah tanpa takut disalahkan atau distigmatisasi. Hal ini membuat ibu merasa lebih di terima, di dengarkan, dan nyaman dlaam mengakses layanan kesehatan jiwa 3. Intervensi Terintegrasi dan Berjenjang Program ini mengintegrasikan skrining psikologis kedalam layanan Antenatal Care (anc) dan Postnatal Care (PNC) secara rutin. Jika ditemukan adanya risiko gangguan jiwa, ibu akan dirujuk ke layanan lanjutan sesuai tingkat kebutuhannya. Pendekatan ini memastikan intervensi dilakukan sejak dini dan tepat sasaran Kebaharuan Program: 1. Program Pertama di Puskesmas Wirang yang Fokus pada Kesehatan Mental Ibu Program ini merupakan inisiatif perintis di wilayah Puskesmas Wirang, yang secara eksplisit mengangani isu Kesehatan jiwa pada ibu hamil dan ibu nifas. Sebelumnya, belum pernah adaprogram yang secara khusus menyasar aspek psikologis dalam layanan maternal, menjadikan ini sebagai langkah awal yang strategis dan berdampak jangka panjang 2. Skrinning Rutin Terstruktur dalam Setiap Kunjungan ANC dan PNC Salah satu terobosan utama dalam program ini adalah menjadikan skrining ganggaun mental sebagai bagian dari standar pelayan rutin, bukan sebagai tambahan yang terpisah. Denga adanya struktur dan alur yang jelas, deteksi dini gamngguan jiwa dapat dilakukan lebih sistematis, berkelanjutan, dan menyatu dengan pelayanan yang berjalan CARA KERJA INOVASI” PKM WIRANG PEDULI BUMIL DAN BUFAS” Inovasi ini dilaksanakan melalui dua tahap: 1. Tahap Persiapan: Dilakukan identifikasi masalah, rapat lintas program dan sektor, serta penyusunan instrumen skrining kesehatan jiwa bagi ibu hamil dan nifas. 2. Tahap Pelaksanaan: Dilanjutkan dengan orientasi bagi tenaga kesehatan, pelaksanaan skrining saat ANC dan PNC, penilaian hasil skrining, serta monitoring dan evaluasi untuk tindak lanjut. TUJUAN INOVASI Tujuam Umum: Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan Kesehatan maternal dengan fokus pada pencegahan dan penanganan dini ganggunan Kesehatan jiwa pada ibu hamil dan ibu nifas, sehingga tercipta kondisi ibu yang aman secara fisik, nyaman secara emosinal, dan gembira secara psikologis Tujuan Khusus: 1. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman ibu hamil dan ibu nifas terhadap pentingnya Kesehatan jiwa selama kehamilan dan setelah melahirkan 2. Melakukan skrining gangguan kesehatn jiwa secara terstruktur dalam setiap kunjungan pelayanan ANC dan PNC di Puskesmas Wirang 3. Memberikan pendampingan dan intervensi psikososial awal kepada ibu hamil dan ibu nifas yang menunjukkan gejala gangguan jiwa ringan hingga sedang 4. Mengintegrasikan layanan Kesehatan jiwa dalam sistem pelayanan maternal di Puskesmas secara berkelanjutan